Sunday 15 November 2009

my feel

Sejauh apa kamu mengenal diriku, hingga sejauh mana kamu mengerti akan arti hadirnya aku didunia ini. Apakah hanya sebagai menakin saja? Atau sebagai pajangan dalam rumah? Manusia yang kau keluarkan dari rongga gelap itu, kini telah tumbuh menjadi seorang gadis remaja yang akan memasuki fase-fase menjadi seorang wanita. Bukan bimbingan yang didapat oleh jiwa ini melainkan caci maki hingga hinaan yang mungkin bagimu suatu hal yang biasa kau lakukan. Sebenarnya apa yang harus ku perbuat untuk meredam gelegar murka yang sehari-hari bisa kurasakan itu, banyak orang mengatakan untuk sabar hingga melakukan aksi DIAM. Walau hal-hal tersebut kulakukan apa ada yang bisa kulakukan agar kau mengakui keberadaanku ini. Berdasarkan perasaanku yang sering melihat dirimu selama hidupku ini aku telah mengerti dirimu sepenuhnya dan memahami apa yang kamu inginkan dari hidupmu ini. UANG, UANG, dan UANG yang hanya kau pikirkan tanpa peduli perasaan orang lain jika kamu marah dan menyinggung persoalan UANG. Didalam hatimu cuma menganggap UANG dapat menjamin dirimu. Segala sumpah serapah yang kau berikan dan lontarkan padaku selama ini hanya kusimpan sebagai suatu memori yang dapat mengingatkan diriku akan keberadaan sesosok yang sangat membenci kehadiranku ini, mungkin bukan “benci” yang kau tujukan tapi suatu perasaan kecewa akan diriku yang tidak bisa menjadi sesosok manusia yang engkau inginkan. Mungkin kata maaf tidak cukup sebagai penghapus dosa yang telah aku perbuat dan juga pengampunan darimu akan bisa menjadi penenang keadaan jiwa yang sedang terguncang ini.

No comments: